Kamis, 01 Maret 2012

MANOMBANG MENCARI TANAH KEHIDUPAN BARU.

 Sekitar tahun 1968 sampai 1970 banyak orang Batak exodus baca manombang ke daerah Negerilama Labuhan Batu. Mereka menggarap tanah tak bertuan yang luas, yang rata2 sekitar 5 HA setiap orang. Mereka datang seraya membawa isteri dengan anak 3 orang. Di tempat baru ini anak2 bertambah sampai 10 orang karena masih menganut banyak anak banyak rejeki, yang tentu saja tanah pertanian yang diolah masih cukup sehingga kehidupan masih layak dan MAKMUR. Orang Batak terkenal petani yang unggul dalam membuka lahan baru. Sekitar tahun 90an, orang2 pertama datang meninggal yang tentu mewariskan tanah pertaniannya untuk 10 orang yang berarti satu anak mendapat 0.5 HA. Tentu mungkin mereka berpikir lebih moderat untuk mengikuti anjuran pemerintah tentang program KB dan punya anak sekitar 5 orang. Sekitar tahun 2010 generasi kedua meninggal lagi hingga tanah dibagi 4 lagi tinggal 0.1 HA atau 1000m2 dengan rumahnya didalam lahan...tentu berkurang lagi lahan pertanian. Sudah merupakan tradisi orang Batak anak harus manjae bukan seperti orang Cina dalam satu keluarga dapat berkumpul sampai 5 keluarga anak2nya. Mulailah terjadi masalah dan kekisruhan untuk mengolah tanah yang bertambah sempit. Akibatnya terjadilah KEMISKINAN, untuk itu kepada kawula muda sudah saatnya berpikir dengan hanya 2 anak saja sehingga tidak terjadi lagi over population seperti di RRT 1,5 milyard penduduk dan India 1,2 milyard penduduk. Sekarang ini orang Batak terpaksa merambah daerah2 baru semisal di Kalimantan dan Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar